TrandSatu | Awal Musim hujan adalah momen yang dinanti-nanti oleh banyak orang, terutama di Indonesia yang memiliki iklim tropis. Namun, di tahun 2024 ini, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menyampaikan bahwa awal musim hujan tidak akan dimulai serentak di seluruh negeri.
Awal Musim Hujan di Indonesia Bervariasi
BMKG mengungkapkan bahwa dari 699 zona musim yang ada di Indonesia, hanya 75 zona (sekitar 10,7%) yang diprediksi akan memasuki musim hujan pada bulan September. Ini mencakup beberapa wilayah strategis seperti pesisir timur perairan Sumatra Utara, Riau bagian selatan, dan sebagian Papua. Menariknya, beberapa daerah sudah merasakan hujan sejak bulan Agustus.
September sepertinya menjadi bulan transisi bagi banyak daerah. Di sini, kita akan melihat wilayah yang sudah mulai merasakan dampak hujan.
Pesisir timur Sumatra dan beberapa bagian Kalimantan, misalnya, siap-siap menyambut air dari langit. Ini adalah kesempatan bagi para petani untuk mempersiapkan lahan mereka, namun juga tantangan bagi mereka yang tinggal di daerah rawan banjir.
Masuki bulan Oktober, prediksi BMKG menunjukkan bahwa 210 zona (sekitar 30,04%) akan memasuki musim hujan. Hal ini mencakup sebagian besar Pulau Jawa dan Sumatera Selatan.
Bagi masyarakat di daerah ini, persiapan menjadi kunci untuk menghindari dampak negatif seperti banjir atau tanah longsor. Semua orang perlu waspada dan mengikuti informasi terbaru dari BMKG.
Bulan November adalah waktu bagi 181 zona musim (25,9%) untuk akhirnya mengalami hujan. Ini termasuk daerah-daerah di Pulau Jawa bagian timur, Bali, dan Nusa Tenggara Timur.
Jadi, bagi yang sudah menanti-nanti hujan, November mungkin menjadi bulan yang paling dinanti.
Dari data yang ada, BMKG mencatat bahwa 38% wilayah mengalami awal musim hujan yang lebih cepat dibandingkan dengan rata-rata klimatologis antara 1991 hingga 2020.
Daerah-daerah tersebut mencakup sebagian besar Pulau Sumatera, pesisir utara Pulau Jawa, dan sebagian Kalimantan. Hal ini menunjukkan bahwa pola cuaca kita semakin beragam dan sulit diprediksi.
Namun, tidak semua daerah beruntung. Sekitar 14% wilayah diprediksi akan mengalami musim hujan yang mundur, terutama di bagian Pulau Jawa dan Indonesia timur.
Ini bisa jadi tantangan tersendiri bagi masyarakat yang bergantung pada pertanian dan sumber daya alam.
Apa Artinya bagi Kita?
Perubahan pola musim hujan ini tentunya memiliki dampak yang signifikan, baik untuk sektor pertanian maupun kehidupan sehari-hari. Para petani perlu menyesuaikan waktu tanam dan panen mereka, sementara masyarakat umum harus lebih siap menghadapi perubahan cuaca yang tidak terduga.
Persiapan Menghadapi Musim Hujan
- Periksa Saluran Air: Pastikan saluran air di sekitar rumah tidak tersumbat. Hal ini dapat mengurangi risiko banjir.
- Persiapkan Alat Pertanian: Bagi petani, pastikan alat dan bahan untuk bercocok tanam siap digunakan.
- Tingkatkan Kesadaran: Ikuti informasi dari BMKG dan media tentang perubahan cuaca untuk mengambil tindakan preventif.