TrandSatu | Gaya hidup halal kini bukan hanya sekedar pilihan personal, tetapi juga sebuah fenomena yang memberikan dampak ekonomi yang signifikan. Bank Indonesia (BI) menyatakan bahwa penerapan gaya hidup halal secara luas bisa memberikan efek positif bagi perekonomian, tidak hanya di Jakarta tetapi juga di seluruh Indonesia.
Dalam acara daring bertema “Upaya Peningkatan Halal Lifestyle” yang disiarkan di laman YouTube Pemerintah Provinsi DKI Jakarta, Asisten Direktur Departemen Ekonomi dan Keuangan Syariah Bank Indonesia, Yuri Fathia Zumara, menjelaskan bahwa gaya hidup halal dapat menjadi pendorong ekonomi jika diintegrasikan dengan sektor usaha. “Gaya hidup halal berdampak ekonomi kalau bisa membuka usaha. Kemudian dari usaha kecil bisa naik jadi besar. Selanjutnya kegiatan usahanya naik jadi berorientasi ekspor,” ujarnya.
Gaya hidup halal berakar pada syariat Islam, mencakup berbagai aspek kehidupan seperti konsumsi makanan dan minuman halal, tren busana yang sopan dan ramah lingkungan, jasa keuangan yang sesuai prinsip syariah, serta penggunaan obat-obatan dan kosmetik halal. Hal ini menjadikan gaya hidup halal tidak hanya sebagai pilihan tetapi juga sebagai tren bisnis yang menjanjikan.
Jakarta, sebagai ibu kota Indonesia, memiliki potensi besar untuk mengembangkan gaya hidup halal. Yuri menjelaskan bahwa ekosistem halal di Jakarta sudah terbentuk dengan baik. Pemerintah hanya perlu membenahi dan mengoptimalkan ekosistem ini. Misalnya, banyak hotel di Jakarta sudah menggunakan istilah hotel syariah, menunjukkan adaptasi dan penerimaan masyarakat yang cukup tinggi terhadap gaya hidup halal.
Bank Indonesia berperan sebagai regulator, akselerator, dan inisiator dalam pengembangan ekonomi syariah di Indonesia. Permintaan terhadap produk dan layanan halal semakin meningkat, dan BI berupaya memenuhi kebutuhan tersebut melalui berbagai program dan inisiatif.
Kesadaran masyarakat mengenai gaya hidup halal juga memegang peranan penting dalam ekosistem halal. Dengan memilih produk halal, masyarakat tidak hanya meningkatkan kualitas hidup mereka tetapi juga menciptakan permintaan yang mendorong pergerakan ekonomi. “Pilihan itu membawa kita pada hidup yang lebih berkualitas. Di sisi lain pilihan itu akan menimbulkan demand, kalau ada supply sudah ekonomi kita bergerak. Kalau di dalam negeri sudah terpenuhi, kita bisa ekspor, ada pendapatan untuk negara kita,” kata Yuri.
Dengan jumlah penduduk Muslim dunia yang cukup tinggi, gaya hidup halal telah menjadi tren yang tidak bisa diabaikan. Generasi masa kini lebih selektif dalam memilih produk dan layanan, menjadikan gaya hidup halal sebagai referensi utama. Hal ini menciptakan peluang besar bagi pengusaha untuk memasuki pasar halal, baik di dalam negeri maupun di pasar global.
Salah satu sektor yang paling berkembang dalam gaya hidup halal adalah makanan dan minuman. Dengan adanya sertifikasi halal, konsumen dapat memastikan bahwa produk yang mereka konsumsi sesuai dengan prinsip syariah. Ini tidak hanya berlaku di Indonesia tetapi juga di pasar internasional, dimana produk makanan dan minuman halal semakin dicari.
Tren busana muslim juga mengalami perkembangan pesat. Desain yang sopan, menutup aurat, dan ramah lingkungan menjadi pilihan utama bagi banyak Muslim. Industri fashion ini tidak hanya terbatas pada pakaian sehari-hari tetapi juga merambah ke fashion show internasional, menunjukkan bahwa busana muslim memiliki daya tarik global.
Jasa keuangan syariah menjadi sektor penting lainnya dalam gaya hidup halal. Dengan menggunakan prinsip-prinsip syariah, jasa keuangan ini menawarkan alternatif bagi masyarakat yang ingin memastikan bahwa transaksi keuangan mereka sesuai dengan ajaran Islam. Hal ini mencakup berbagai layanan mulai dari perbankan hingga asuransi.
Penggunaan kosmetik dan obat-obatan halal juga semakin diminati. Produk-produk ini tidak hanya memastikan kehalalan bahan-bahan yang digunakan tetapi juga menjamin proses produksi yang sesuai dengan prinsip-prinsip syariah. Ini memberikan rasa aman dan nyaman bagi konsumen Muslim.
Meskipun potensi gaya hidup halal sangat besar, terdapat beberapa tantangan yang perlu diatasi. Salah satunya adalah edukasi dan sosialisasi mengenai pentingnya produk halal. Banyak masyarakat yang belum sepenuhnya memahami manfaat dari gaya hidup halal, sehingga perlu ada upaya lebih untuk meningkatkan kesadaran mereka.
Pemerintah dan sektor swasta harus bekerja sama untuk mengembangkan ekosistem halal yang lebih baik. Pemerintah bisa menyediakan regulasi dan fasilitas yang mendukung, sementara sektor swasta bisa memanfaatkan peluang bisnis yang ada. Kolaborasi ini diharapkan bisa menciptakan ekosistem yang berkelanjutan dan memberikan manfaat ekonomi yang nyata.
Untuk bersaing di pasar global, produk halal dari Indonesia harus memiliki kualitas yang tinggi. Ini termasuk dalam hal keamanan, kehalalan, dan inovasi. Produsen harus terus berinovasi untuk memenuhi kebutuhan konsumen yang semakin meningkat dan lebih selektif.
Dikutip dari Laman Antara