Home / Berita

Sabtu, 28 Desember 2024 - 11:34 WIB

Kades Cipatik Klaim Angka Stunting Turun dari 100% jadi 70%

TrandSatu I Penurunan angka stunting di Desa Cipatik, Kecamatan Cihampelas, Kabupaten Bandung Barat, menunjukkan hasil yang signifikan, mencapai 70 persen. Meskipun demikian, Kepala Desa Cipatik, Haji Asep Agus, mengingatkan bahwa masih ada 30 persen anak yang membutuhkan perhatian khusus. Hal ini diungkapkan saat beliau ditemui awak media di Kantor Kepala Desa Cipatik, Kecamatan Cihampelas.

Asep Agus menekankan pentingnya penanganan khusus yang melibatkan kerja sama dengan puskesmas, terutama bagi anak-anak yang menderita penyakit lain yang tidak murni disebabkan oleh stunting. Tujuannya adalah untuk mencapai zona zero stunting.

Menurut Asep, untuk menekan angka stunting dan mencegahnya, diperlukan beberapa upaya dan penanganan yang melibatkan pemberian makanan tambahan serta perbaikan pola kesehatan. “Stunting berkaitan dengan berbagai indikator, seperti kondisi rumah yang tidak layak huni yang perlu diperbaiki, dan pola asuh anak. Misalnya, jika ibu bekerja dan anak dititipkan kepada neneknya, pola asuhnya harus diperhatikan,” lanjutnya.

Baca Juga  Detik Detik Maling Gondol Beat Diparkiran Pinggir Jalan Depan Kampus, Cuma butuh 30 Detik

Selain itu, Asep menyampaikan bahwa sosialisasi atau penyuluhan kepada orang tua mengenai pentingnya perhatian terhadap anak, termasuk pemberian makanan bergizi, juga sangat diperlukan. Hal ini untuk memastikan anak-anak mendapatkan asupan nutrisi yang baik dan dapat tumbuh dengan sehat.

Ia juga menyarankan kepada warga Desa Cipatik, khususnya ibu hamil, untuk melahirkan dengan bantuan tenaga kesehatan (Nakes) dan tidak menggunakan paraji. “Kecuali untuk perawatan pasca melahirkan, itu bisa dilakukan oleh paraji. Namun, proses melahirkan harus ditangani oleh Nakes karena lebih terjamin keamanannya, terutama jika ada kondisi seperti darah tinggi yang berisiko,” ungkapnya.

Baca Juga  Lapas Kelas IIA Cilegon Rayakan Maulid Nabi Muhammad SAW 1446 H dengan Khidmat

Saat ditanya apakah paraji berkolaborasi dengan puskesmas, Asep menjelaskan, “Alhamdulillah, sejauh ini tidak ada. Kami telah mendapatkan penyuluhan dari provinsi bahwa melahirkan harus menggunakan tenaga kesehatan. Kami berharap paraji akan berkurang seiring waktu.” ujarnya

Dalam kesempatan itu, Asep juga menghimbau kepada ibu hamil untuk rutin memeriksakan kesehatannya di posyandu, terutama untuk balita di bawah usia lima tahun, guna memastikan perkembangan dan kesehatan mereka tetap terjaga.

(*/red)

Share :

Baca Juga

Berita

Lapas Cilegon Sambut Pimpinan Baru, Siap Mewujudkan Inovasi Pelayanan

Berita

Sanggar Senam Nita Studio Galang Bantuan untuk Korban Banjir di Kendal

Berita

Menteri ATR/BPN Telusuri Sertifikat Tanah di Pagar Laut Tangerang

Berita

PWI Banten Kembali Gelar Baksos Dalam Menyambut HPN 2025 di Riau

Berita

Komitmen Bersama Jadi Langkah Awal Lapas Cilegon Menuju Pelayanan Prima dan WBK

Berita

Dukung Ketahanan Pangan, Kapolsek Jawilan Bersama Petani Tanam Bibit Jagung Serentak

Berita

Musrenbang Kelurahan Kota Sari 2026 Digelar di Aula Kelurahan

Berita

Melalui Penandatanganan Pakta Integritas, Lapas Cilegon Teguhkan Komitmen Kinerja 2025