Trandsatu | Kegiatan pembinaan keagamaan di Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas II A Serang semakin menunjukkan hasil positif.
Beragam program seperti One Day One Juz, One Day One Hadits, tafsir Al-Qur’an, pesantren kilat, dan kelas Iqro untuk belajar membaca Al-Qur’an rutin dilaksanakan untuk membimbing warga binaan pemasyarakatan (WBP).
Salah satu program unggulan yang menjadi sorotan adalah tadarus Al-Qur’an. Setiap malam, 13 WBP bergantian membaca Al-Qur’an dengan target khatam setiap dua hari dua malam. Tahun lalu, kegiatan ini berhasil mencapai tujuh kali khatam dalam sebulan, dan tahun ini ditargetkan meningkat hingga 15 kali khatam selama Ramadan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
“Alhamdulillah, hingga hari kedelapan Ramadan ini, kami sudah empat kali khatam Al-Qur’an dan malam ini diperkirakan mencapai 4,5 kali. InsyaAllah, kami optimis bisa mencapai target 15 kali khatam bulan ini,” ujar Ustaz AS, Ketua Dewan Kemakmuran Masjid (DKM) Lapas Kelas II A Serang, Sabtu (9/3/2025).
Selain tadarus, rangkaian pembinaan keagamaan berlangsung setiap hari. Dimulai pukul 09.00 WIB dengan salat Dhuha bersama, kemudian dilanjutkan tadarus dan One Day One Juz. Menjelang siang, pukul 11.00 WIB, para WBP mengikuti kajian kitab kuning hingga waktu salat Dzuhur tiba.
Kajian ini diikuti sekitar 150–170 WBP di masjid lapas yang berkapasitas 200 orang. Materi yang diajarkan meliputi kitab Zurotun Nasihin, Bulughul Maram, Ta’lim Muta’allim, serta tafsir Jalalain.
Menurut Ustaz AS, pemilihan kitab-kitab tersebut disesuaikan dengan kebutuhan para WBP, terutama bagi mereka yang masih mempelajari dasar-dasar ilmu fiqih, seperti tata cara wudhu dan mandi wajib.
“Banyak WBP yang belum memahami hukum-hukum dasar dalam Islam. Oleh karena itu, kami fokus mengajarkan hal-hal mendasar agar mereka bisa menjalankan ibadah dengan benar,” jelasnya.
Untuk memaksimalkan pembinaan, pengurus DKM yang juga berasal dari kalangan WBP dibagi ke dalam beberapa kelompok sesuai keahlian masing-masing. Ada kelompok yang mendalami hadis, Al-Qur’an, hafalan, fiqih, serta praktik ibadah.
Metode ini bertujuan agar pembelajaran berjalan lebih efektif dan peserta dapat memahami materi secara mendalam sesuai minat dan kebutuhan mereka.
Meski tidak selalu mudah, Ustaz AS menegaskan bahwa pembinaan keagamaan ini menjadi motivasi tersendiri bagi dirinya dan rekan-rekan DKM. Baginya, keberhasilan program ini bukan hanya diukur dari seberapa sering Al-Qur’an dikhatamkan, tetapi juga bagaimana para WBP membangun karakter religius yang tetap mereka pegang teguh setelah bebas nanti.
“Kami ingin mereka sadar bahwa masa di lapas bukanlah akhir dari segalanya. Justru ini adalah kesempatan untuk memperbaiki diri. Harapannya, kebiasaan baik yang mereka mulai di sini bisa terus berlanjut setelah mereka kembali ke masyarakat,” pungkasnya.
Dengan berbagai program pembinaan ini, Lapas Kelas II A Serang terus berupaya menciptakan lingkungan yang positif dan religius bagi WBP, membekali mereka tidak hanya dengan ilmu agama, tetapi juga semangat untuk menjadi pribadi yang lebih baik.
