Trandsatu | Cilegon – Dalam rangka memperingati Hari Demam Berdarah Nasional yang jatuh pada 22 April 2025, Pemerintah Kota Cilegon melalui Dinas Kesehatan mengimbau seluruh warga untuk lebih waspada terhadap ancaman demam berdarah dengue (DBD).
Seruan ini disampaikan langsung oleh Kepala Bidang Pemberdayaan Masyarakat, drg. Rully Kusumawardhany.
Menurut drg. Rully, DBD masih menjadi ancaman serius bagi kesehatan masyarakat, khususnya di wilayah tropis seperti Indonesia. Penyakit ini disebabkan oleh virus dengue yang ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti, yang kerap berkembang biak di tempat-tempat yang tergenang air.
ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT
“Masyarakat harus sadar bahwa menjaga kebersihan lingkungan bukan hanya tanggung jawab pemerintah, melainkan kewajiban bersama. Dengan lingkungan yang bersih, rantai penularan DBD bisa kita putus,” ujarnya.
Langkah Pencegahan Demam Berdarah
Dalam kesempatan tersebut, drg. Rully juga membagikan beberapa langkah penting yang dapat diterapkan masyarakat untuk mencegah penyebaran DBD:
1. Menguras dan membersihkan tempat penampungan air secara rutin, seperti bak mandi, ember, dan drum air.
2. Menggunakan obat anti nyamuk atau memasang kawat kasa pada ventilasi dan jendela agar nyamuk tidak masuk ke dalam rumah.
3. Memakai pakaian tertutup saat berada di luar rumah, terutama pada pagi dan sore hari.
4. Menghindari aktivitas di luar ruangan saat waktu-waktu rawan gigitan nyamuk, seperti saat fajar dan senja.
Peran Aktif Warga Menjadi Kunci
Lebih lanjut, drg. Rully menekankan bahwa keterlibatan aktif masyarakat sangat menentukan dalam upaya menekan angka kasus DBD. Menurutnya, kesadaran dan kepedulian untuk menjaga kebersihan lingkungan harus dimulai dari rumah masing-masing.
“Kalau setiap rumah bersih dan bebas genangan air, nyamuk tidak punya tempat berkembang biak. Inilah kunci pencegahan yang paling efektif,” jelasnya.
Dukungan Pemerintah Daerah
Pemerintah Kota Cilegon sendiri berkomitmen untuk terus mengedukasi masyarakat melalui penyuluhan dan pengawasan rutin terhadap lingkungan. Kolaborasi antara instansi pemerintah dan partisipasi warga diharapkan mampu menciptakan lingkungan yang sehat dan bebas dari DBD.
“Mencegah jauh lebih baik daripada mengobati. Kami dari Dinas Kesehatan Cilegon berharap masyarakat dapat bersama-sama menjaga lingkungan agar kasus DBD bisa ditekan serendah mungkin,” tutup drg. Rully.
Dengan semangat gotong royong dan kesadaran bersama, Cilegon optimistis dapat menjadi kota yang tangguh terhadap ancaman penyakit menular seperti demam berdarah.