TrandSatu | Pada ajang Penghargaan Tenaga Medis, Tenaga Kesehatan Teladan, dan Kader Berprestasi Tingkat Nasional 2024 yang diselenggarakan di Jakarta pada 12-17 Agustus 2024, Siti Rogayati, seorang kader Posyandu dari Kelurahan Warnasari, Kecamatan Citangkil, Kota Cilegon, mencuri perhatian.
Berkat inovasinya dalam mengolah daun kelor menjadi makanan bergizi, ia mewakili Provinsi Banten dengan prestasi gemilang.
Siti Rogayati memperkenalkan inovasi yang dinamakan “Make Turing”, singkatan dari “Makan Kelor untuk Turunkan Stunting”.
Inovasi ini merupakan langkah revolusioner dalam memanfaatkan daun kelor sebagai bahan utama dalam berbagai produk makanan, dengan tujuan utama mengurangi angka stunting di Kelurahan Warnasari.
“Make Turing ini mengandalkan daun kelor sebagai bahan dasar dalam makanan yang kami sajikan untuk anak-anak dan keluarga di sini,” kata Rogayati pada 12 Agustus 2024.
Dengan pendekatan ini, Rogayati tidak hanya memanfaatkan kelor dalam bentuk yang umum, tetapi juga mengolahnya menjadi produk-produk menarik yang disukai oleh anak-anak, seperti bubur kelor, nugget kelor, jus kelor, teh kelor, dan biskuit kelor.
Salah satu kunci keberhasilan inovasi ini adalah pemanfaatan daun kelor yang meluas.
Rogayati bersama masyarakat setempat menanam kelor di pekarangan rumah dan lahan kosong. Dengan cara ini, daun kelor mudah diakses oleh setiap keluarga saat panen. Hasil panen kemudian diolah menjadi berbagai produk makanan yang tidak hanya bergizi tetapi juga menarik.
Produk-produk seperti bubur kelor, nugget kelor, jus kelor, teh kelor, dan biskuit kelor tidak hanya berfungsi sebagai makanan, tetapi juga sebagai solusi praktis untuk memenuhi kebutuhan gizi anak-anak.
Proses pembuatan dan penyajian makanan berbasis kelor ini diintegrasikan dalam kehidupan sehari-hari masyarakat, menjadikannya lebih mudah diterima dan diterapkan.
Selain memproduksi makanan, Rogayati dan tim kader Posyandu secara aktif melakukan sosialisasi dan edukasi kepada masyarakat mengenai pentingnya gizi seimbang dan manfaat daun kelor.
Kegiatan ini dilakukan melalui penyuluhan di posyandu, sekolah, dan pertemuan warga.
“Kami juga membagikan produk makanan berbasis kelor kepada keluarga yang memiliki anak berisiko stunting,” jelasnya.
Melalui pendekatan ini, Rogayati memastikan bahwa pengetahuan tentang pentingnya gizi dan manfaat daun kelor tersebar luas, sehingga masyarakat dapat mengadopsi pola makan yang lebih sehat.
Setelah sosialisasi dan distribusi makanan, Rogayati dan kader lainnya melakukan monitoring secara rutin. Ini bertujuan untuk memastikan anak-anak mengonsumsi makanan berbasis kelor secara teratur dan memantau perkembangan mereka.
Hasilnya sangat menggembirakan. “Alhamdulillah, stunting di Warnasari turun dari sebelumnya 35 anak menjadi 18 anak,” kata Rogayati dengan penuh rasa syukur. Penurunan angka stunting yang signifikan ini merupakan bukti nyata keberhasilan program inovatif yang diterapkannya.
Prestasi Siti Rogayati mendapatkan dukungan penuh dari berbagai pihak. Camat Citangkil, Ikhlasinnufus, mengungkapkan rasa bangganya dan berharap prestasi ini dapat mengharumkan nama Citangkil dan Kota Cilegon.
“Semoga apa yang dilakukan juga menginspirasi kader lainnya untuk terus berinovasi dan meraih prestasi,” ujarnya.
Dukungan serupa juga disampaikan oleh Kepala Dinas Kesehatan Kota Cilegon, drg. Ratih Purnamasari. Ia mengapresiasi pencapaian Rogayati yang mendapatkan pengakuan dari Kementerian Kesehatan sebagai kader berprestasi tingkat nasional.
“Ini luar biasa karena Ibu Siti Rogayati mendapat pengakuan dari Kementerian Kesehatan sebagai kader berprestasi tingkat nasional mewakili Provinsi Banten. Tentu kami bangga, semoga lancar dan tetap sehat hingga akhir, membawa Cilegon dan Banten ke tingkat nasional,” kata Ratih Purnamasari.
Inovasi “Make Turing” yang dipelopori oleh Siti Rogayati merupakan contoh nyata bagaimana kreativitas dan dedikasi dapat memberikan dampak besar dalam memerangi masalah stunting.
Dengan pemanfaatan daun kelor yang efektif dan pendekatan edukatif yang komprehensif, Rogayati tidak hanya membantu mengatasi masalah gizi di masyarakat, tetapi juga menginspirasi banyak pihak untuk terus berinovasi.